Selasa, 12 April 2016



Peranan Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Perkotaan Indonesia
Kota sebagai perwujudan budaya, tidak hanya meruapakan bentuk fisikal,formal dan morfologikal semata sebagai perwujudan tangibilitas, namun juga terdapat sebuah proses interaktif antara penghuni dan norma maupun nilai sosial dalam pemenuhan kebutuhannya. 

https://c2.staticflickr.com/6/5016/5510961542_285cb2a520_b.jpg
Berdasarkan tulisan Werner Rutz dengan judul Cities and towns in Indonesia: their development, current positions, and functions with regard to administration and regional economy, sebuah bentuk sebuah kota dapat akan berkembang berdasarkan fungsi-fungsi penting mereka. Ketujuh fungsi yang di turunkan dari fungsi non agraria tersebut adalah :
1. fungsi administrasi
2. fungsi perdagangan
3.fungsi transportasi
4.fungsi perikanan
5.fungsi industri
6. fungsi pertambangan 
7. fungsi pariwisata.
Demikian Pula dengan perkembangan identitas di kota-kota Indonesia berkembang menurut ciri-ciri fisik dan fasilitas penunjang menurut Prof. Dr. Werner Rutz pada penilitiannya yang dipublikasikan pada tahun 1987, untuk sebuah desa nelayan adalah letak permukiman yang berada di tepi pantai atau muara sungai, atau juga tepi danau yang tidak curam, bukan hutan bakau, dan tidak berlumpur, selain itu juga memiliki akses ke laut lepas. Sementara itu, untuk kota industri manufaktur dan kota tambang umumnya berkembang karena dorongan dari perkembangan infrastruktur, motorisasi, dan perkembangan jasa-jasa pelayanan, selain itu umumnya tipe kota ini di Indonesia terletak diluar/bersebelahan .

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd1UohPPY4hCCNa7UVjiiz_tAyPJB6Cou_nhxYlAn6XSvvOlKSvRKoBJgIhIDBLh6VeWGDKcoIcR8sMq1EE40dNSKrJ3fBLUI_MH60IxWTyYlQ_MS-YKhEHlg_75RKloGhDfh-PFTbbMI/s1600/1.jpg
Dalam era yang modern dilihat dari pentingnya masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, maka di perlukan pertukaran informasi yang cepat dan akurat dan kebutuhan akan sebuah informasi harus dapat diakses secara effesien. Oleh karena itu arus informasi ini pun tak lepas dari sebuah perkembangan tekhnologi informasi. Hal ini pun juga tak lepas dari sebuah istilah sibernetika berasal dari Yunani kuno κυβερνήτης (kybernētēs,). Sibernetika yang mempunyai tujuan penting yaitu untuk memahami dan menentukan fungsi dan proses dari sistem yang memiliki tujuan dan yang berpartisipasi dalam lingkaran rantai sebab akibat yang bergerak dari aksi/tindakan menuju ke penginderaan lalu membandingkan dengan tujuan yang di inginkan, dan kembali lagi kepada tindakan. Demikian pula menurut Norbert Wiener, dalam bukunya yang berjudul Cybernatics, yang menggunakan istilah tersebut sebagai suatu studi terhadap kontrol dan komunikasi pada binatang dan mesin.
Jika konsep Cybernatics dikaitkan dengan sebuah ilmu perkotaaan maka munculah sebuah konsep Cybercities. Dalam Cybercities Reader tahun 2004 yang ditulis oleh Stephen Graham ,beliau merupakan Profesor Teknologi Perkotaan di Newcastle yang menjelaskan tentang persimpangan teknologi media digital dan kehidupan perkotaan. Pada konsep Cybercity dalam tulisan tersebut yang menegaskan bahwa kota-kota baru sekarang diubah secara revolusioner oleh perkembangan teknologi. Bahwa teori cybercities dengan menggunakan pendekatan substitusi,menekankan bahwa teknologi baru dapat menggantikan ruang yang ada di perkotaan , tempat , dan hubungan sosial yang didasarkan pada ketidak hadiran secara fisik .
Pentingnya peran tekhnolgi informasi ditekankan olehManuel Castells dalam “The Network Society: A Cross-cultural Perspective”, di tahun 2004 mengatakan bahwa fenomena revolusi teknologi informasi berdampak pada perubahan ruang konvensional dalam interaksi menjadi ruang virtual. Perhatian semakin diarahkan untuk mengeksplorasi bagaimana aspek-aspek ekonomi, sosial dan budaya kota berinteraksi dengan perkembangan jaringan telekomunikasi dan informasi yang canggih di semua lapisan kehidupan perkotaan.Oleh karena itu maka perkembangan teknologi informasi dapat dijadikan sebuah alternatif klasifikasi fungsi perkotaan berdasarkan infrastuktur penunjang teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga dapat menambahkan klasifikasi teknologi informasi dari 7 klasifikasi fungsi perkotaan menurut Werner Rutz di dalam ukunya Cities and Towns in Indonesia untuk menujukan perkembangan pekotaan di Indonesia.
 https://asfanforever.files.wordpress.com/2010/10/66550_1467441060163_1657669233_1424026_5814538_n.jpg

 Sumber :
Amstrong.  1995.  Dasar-dasar  Pemasaran.  Jilid  2.  Terjemahan  Prenhallindo, Jakarta.
            Anggraini, Diana. 2003. Analisis Spatial Sistem Layanan Pasar Kota Tangerang:
            Pasar sebagai Public Domain. Yogyakarta: Tesis, UGM.
            Anonim.  2012.  Badan  Pusat  Statistik  Republik  Indonesia:  Pengertian  Industri  

  Pengolahan.




Jumat, 01 April 2016

Latih Dasar Kemimpinan

  @ ITN_MALANG

is yourself ?

What about you   ?

  Blog baru, Referensi baru, dan Inspirasi baru

Assalaamu alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh. 
Salam sejahtera untuk kita semua, Hay,  salam perkenalan..
 perkenalkan Namaku Dimas Prasetyo Nugroho dipanggil Dimas , sekarang berstatus seorang Mahasiswa di Institut Teknologi Malang dengan berpangkat Semester 2.
  Di blog ini kedepan saya akan tulis semua hasil pemikiran tulisan dan artikel penting yg kudapat dan itu juga berguna bagi orang lain karena mereka memanfaatkan dengan membaca tulisan kita untuk dijadikan  dasar Teori yang nantinya tidak salah di dalam pemahaman.
 semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalam.